![]() |
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Gaung Anak Serka (GAS) |
BERITAINHIL.com - TEMBILAHAN ; Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Gaung Anak Serka (GAS) melakukan klarifikasi terkait dugaan adanya oknum staf yang dinilai melayani warga tidak profesional saat pengurusan surat rekomendasi nikah.
Klarifikasi ini dilakukan melalui mediasi yang dihadiri langsung oleh Kepala KUA GAS, Badawi, S.Ag., MH, oknum staf terkait, warga yang merasa dirugikan, diketahui bernama Emi, serta sejumlah wartawan, pada Rabu (16/7/2025).
Dalam pertemuan tersebut, oknum staf KUA Kecamatan GAS menyampaikan permohonan maaf secara terbuka atas pelayanan yang diberikan. "Saya pribadi memohon maaf atas kesalahan saya, ini akan menjadi pelajaran untuk ke depannya," ujarnya usai berjabat tangan dengan Emi.
Hal senada disampaikan Kepala KUA Kecamatan GAS, Badawi, S.Ag., MH. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin kejadian serupa terulang di kemudian hari.
"Saya harap ini menjadi pelajaran untuk kita semua, dan jangan sampai terulang kembali kepada masyarakat yang lain," tegas Badawi.
Sementara itu, Emi mengapresiasi langkah cepat Kepala KUA GAS dalam memediasi permasalahan ini. Ia menegaskan, apa yang dilakukan bukan bertujuan untuk mempermalukan oknum staf, melainkan sebagai pembelajaran agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik.
"Alhamdulillah hari ini kita sudah mediasi terkait masalah yang terjadi antara saya dan staf KUA. Terkait dugaan pungli ini hanyalah miskomunikasi antara saya dan staff, dan sudah selesai," ungkapnya.
Ia juga berharap pelayanan KUA Kecamatan GAS ke depan bisa lebih baik lagi, terutama dalam hal sopan santun dan kemudahan pelayanan bagi masyarakat.
"Dan terkait pelayanan, saya berharap ke depannya bisa diperbaiki lagi. Kita sebagai pelayan masyarakat harus siap melayani dan membantu masyarakat untuk mempermudah urusan mereka," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Emi mengaku mendapat pelayanan buruk saat mengurus surat rekomendasi nikah untuk calon suaminya di KUA GAS pada Senin (14/7/2025) pagi. Selain soal pelayanan, warga tersebut juga mengaku dimintai uang administrasi sebesar Rp 50 ribu oleh oknum staf KUA.
Kepada wartawan, Emi menceritakan kronologi saat dirinya mengurus berkas tersebut. Ia menyebut pelayanan KUA saat itu terkesan kurang ramah dan tidak profesional.
"Awalnya saya datang ke kantor KUA, saya ucapkan salam, tapi yang jawab hanya beberapa orang saja. Satu stafnya lagi malah sibuk main HP. Saya tanya soal pengurusan surat pengantar nikah, diarahkanlah ke staf yang cuek tadi. Saya diminta meletakkan berkas di situ," ujarnya.
Ia melanjutkan, setelah berkas diperiksa, salah satu dokumen dinyatakan belum lengkap dan ia diminta kembali ke kantor lurah. Namun, sebelum berkas dinyatakan lengkap, dirinya sudah lebih dulu dimintai uang administrasi sebesar Rp 50 ribu untuk Pak KUA.
"Belum keluar suratnya, saya sudah disuruh bayar Rp 50 ribu," keluhnya.
Setelah melengkapi kekurangan berkas dari kantor lurah, ia kembali ke KUA GAS. Namun, saat itu staf menyampaikan bahwa surat baru bisa selesai pukul 14.00 WIB karena akan beristirahat.
"Saya bilang rumah saya jauh, tapi katanya jam 13.00 sudah selesai. Saya tunggu. Memang benar, jam 13.00 selesai, tapi surat itu tidak distempel, hanya ditandatangani saja," sambungnya.
Lebih lanjut, ia juga merasa kecewa karena mendapatkan arahan yang terkesan asal-asalan dari pihak KUA.
"Staf itu bilang, 'Bawa aja surat ini ke KUA Tembilahan'. Dari situ saya mulai merasa gak enak," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala KUA GAS, Badawi, S.Ag., MH, saat dikonfirmasi wartawan menegaskan bahwa pengurusan surat pengantar nikah di KUA GAS tidak dipungut biaya sepeserpun.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Mohon maaf bapak, tidak ada berbayar," tegasnya.
Ia menjelaskan, jika memang ada masyarakat yang memberikan uang, hal itu bukan diminta oleh pihak KUA, melainkan bentuk ucapan terima kasih dari yang bersangkutan, tanpa adanya tarif yang ditetapkan.
"Mohon maaf saya kebetulan di jalan. Pada hakikatnya tidak ada pak, kalau pun ada yang ngasih itu hanya ucapan terima kasih. Kebetulan tadi ada yang berurusan, akan tetapi pengantarnya bermasalah, belum dicap, karena ada perbedaan antara pengantar dengan identitas lainnya. Dan kita sudah bantu pak. Insya Allah tidak ada target angka tertentu. Pada umumnya ada yang ngasih seikhlasnya," jelas Badawi.
Terkait dugaan adanya uang administrasi yang disebut-sebut untuk KUA, Badawi menegaskan tidak pernah memberikan instruksi semacam itu kepada stafnya.
"Mohon maaf, tidak ada untuk saya dan tidak ada instruksi untuk hal tersebut. Mohon maaf pak, tidak instruksi seperti itu," ujarnya.
Meski begitu, Badawi tetap menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut dan berjanji akan memperbaiki pelayanan ke depannya.
"Insya Allah kita benahi untuk ke depannya dan mohon maaf yang sebesar-besarnya pak. Atas kekhilafan ini, barangkali staf kami ada permasalahan dalam keluarga dan akhirnya terbawa dalam pekerjaan," pungkasnya.
Comments0