-->
  • Jelajahi

    Copyright © BERITAINHIL.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Video

    Analisis Publikasi Hasil Pengukuran Desa Sungai Terab dan Sungai Mahang Kecamatan Reteh

    Dec 20, 2022, December 20, 2022 WIB Last Updated 2022-12-20T10:40:34Z

     

    Grafik Penurunan Stunting Desa Sungai Terab dan Sungai Mahang Tahun 2020, 2021, dan 2022

    BERITAINHIL.com - RETEH :  Perkembangan Sebaran Prevalensi Stunting. Stunting merupakan suatu keadaan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Stunting merupakan kondisi serius yang terjadi saat seseorang tidak mendapatkan asupan bergizi dalam jumlah yang tepat dalam waktu yang lama (kronik). 


    Secara global, stunting berkontribusi terhadap 15-17 persen dari seluruh kematian anak. Walaupun mereka selamat, mereka kurang berprestasi di sekolah sehingga menjadi kurang produktif saat dewasa. 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting.


    Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi. Intervesi paling menentukan pada 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Adapun faktor-faktor penyebab stunting yaitu, praktek pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses ke makanan bergizi, kurangnya akses ke air besih dan sanitasi, terbatasnya layanan kesehatan. Stunting memiliki dampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia Indonesia, produktifitasnya, serta terhadap daya saing bangsa.


    Stunting menjadi salah satu dari dimensi pembangunan manusia dan masyarakat yang menjadi program prioritas nasional. Mengenai stunting itu sendiri, memiliki ruang lingkup cukup luas. Cakupannya meliputi peningkatan derajat kesehatan dan gizi masyarakat, lalu peningkatan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan. Dengan demikian, usaha pemerintah untuk menanggulangi stunting meliputi berbagai sektor, seperti kesehatan, pendidikan, sampai perumahan rakyat yang mana banyak diantaranya merupakan kebutuhan dasar yang harus tersedia bagi masyarakat Indonesia. Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting.


    Pada tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir telah menetapkan 15 Desa/Kelurahan sebagai Lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting dan 25 Desa/Kelurahan sebagai Perluasan Lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting. Di Kecamatan Reteh terdapat dua Desa yang menjadi Perluasan Desa/Kelurahan Lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2022 yaitu Desa Sungai Terab dan Sungai Mahang.

    Grafik Penurunan Stunting Desa Sungai Terab dan Sungai Mahang Tahun 2020, 2021, dan 2022.

    Dari grafik diatas menunjukkan bahwa terjadi penurunan balita stunting diDesa Sungai Terab dan Sungai Mahang tahun 2020 dan 2021. Ini menunjukkan bahwa kegiatan intervensi spesifik dan intervensi sensitif perlahan membantu penurunan balita stunting.


    2. Hasil Analisis Data Pengukuran Stunting


    A. Faktor Determinan yang Memerlukan Perhatian


    Faktor determinan yang menjadi kendala dalam perbaikan status gizi (Stunting) balita di Kecamatan Reteh yaitu Pola asuh dan asupan makanan bergizi yang kurang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga dalam memberikan makanan bergizi untuk balita. Edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi ibu dan anak agar dapat mencegah stunting. 


    Dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sehat, Kementerian Kesehatan memberi panduan tentang pentingnya konsumsi gizi seimbang sejak dini, dan itu dimulai dari keluarga.


    B. Perilaku Kunci Rumah Tangga 1.000 HPK yang Masih Bermasalah


    Puskesmas Pulau Kijang telah melakukan kegiatan intervensi spesifik dalam rangka pencegahan stunting pada masa 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga mengenai pola asuh yang baik dan makan bergizi di keluarga, Puskesmas telah melakukan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi mengenai gizi seimbang.


    C. Kelompok Sasaran Beresiko


    Kelompok beresiko yang perlu mendapatkan perhatian antara lain remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bayi dan usia bawah dua tahun. Remaja putri perlu disiapkan untuk menjadi calon pengantin pada usia idealnya, sehingga saat hamil dapat menjadi ibu hamil yang sehat dan berperilaku sehat, sehingga bayi yang dikandung dapat lahir dengan selamat, sehat dan cerdas. Bayi yang telah dilahirkan tersebut berhak untuk mendapatkan ASI Ekslusif dan pemberian makan bayi dan anak yang sesuai sehingga pertumbuhan otaknya dapat optimal. Di Kecamatan Reteh masih banyak calon pengantin yang masih berusia remaja dan mengalami Kurang Energi Kronik. Kelompok inilah yang harus dijaga dan mendapat perhatian lebih. Oleh karena itu, Puskesmas berusaha maksimal dalam melakukan kegiatan Pemberian Tablet Tambah Darah dan sosialisasi pentingnya gizi seimbang.


    Selain itu kelompok ibu hamil dan ibu hamil KEK juga mendapat intervensi, agar kehamilannya berjalan dengan baik dan sehat. Puskesmas telah melakukan kegiatan pemberian makanan tambahan guna membantu menangani ibu hamil KEK dan aktif melakukan penyuluhan gizi. Kelompok bayi dan balita dibawah dua tahun juga menjadi kelompok sasaran prioritas yang harus dijaga agar tidak terjadi masalah gizi. Pencegahan pada saat 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) bertujuan untuk agar tidak terjadi kekurangan gizi kronik dan masalah gizi lainnya.


    Pada bulan Juli 2022, Puskesmas dan Kecamatan melakukan inovasi stunting bernama “PUL KOMPAS” singkatan dari Pusat Layanan Kelompok Masyarakat Peduli Anak Stunting. Inovasi ini diharapkan dapat membantu mencegah dan menanggulangi Stunting di Kecamatan Reteh. Kedepannya akan ada banyak kegiatan Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif yang akan dilaksanakan melalui inovasi ini.


    Komentar

    Tampilkan

    No comments:

    Post a Comment

    Terkini