-->
  • Jelajahi

    Copyright © BERITAINHIL.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Video

    Pria Inovatif di Inhil ini Manfaatkan Limbah Kelapa Menjadi Pakan Ikan

    Dec 21, 2020, December 21, 2020 WIB Last Updated 2020-12-22T00:01:59Z


    BERITAINHIL.com - Tembilahan :

    Limbah/ampas buah kelapa biasanya terbuang begitu saja, bahkan banyak orang tidak mengetahui manfaatnya.



    Seorang pemuda peternak ikan lele bernama Sofian yang beralamat di jalan ponegoro parit 4 Pekan Kamis, kecamatan Tembilahan Hulu memanfaatkan limbah/ampas kelapa tersebut menjadi makanan ikan.




    Sofian menceritakan, inovasi ini berawal dari harga makanan ikan semakin naik, dan melihat kondisi tersebut, ia berusaha untuk menghemat pengeluaran dengan cara memproduksi sendiri makanan ikan. yang memanfaatkan limbah/ampas buah kelapa dan bahan-bahan yang ada.



    "Belakangan ini kan harga pakan ikan naik, jadi saya berinisiatif untuk membuat pakan ikan, menggunakan limbah/ampas buah kepala dan bahan-bahan yang ada, seperti ampas kelapa, ampas tahu dedak padi, tepung ikan/tepung udang dan tepung tapioka," ungkapnya saat dikonfirmasi oleh BERITAINHIL.com Sabtu (19/12/20) lalu.





    Lebih lanjut Sofian menjelaskan, proses pembuatan makanan ikan itu dikerjakan secara manual, bahan-bahan tersebut harus disaring terlebih dulu agar lebih halus kemudian semua dicampurkan lalu digiling melalui mesin penggiling yang ada. Dan hasil dari olahan tersebut jika kondisi cuaca mendukung bisa mencapai 40 kg dalam seharinya.




    "Kalau cuaca cerah, bisa 40 kg dalam seharinya, tapi kalau kondisi cuacanya mendung tidak sampai segitu, karena utamanya harus kering biar bagus hasilnya," terangnya.





    Kemudian Sofian menuturkan, pembuatan pakan ikan itu sudah berjalan selama kurang lebih 2 bulan, namun belum maksimal karena masih pemula dan perlu terus ditingkatkan.




    "Alhamdulilah selama 2 bulan terakhir saya jarang membeli produk luar, kecuali untuk ikan yang masih kecil-kecil karena makanan yang diproduksi tidak sesuai dengan porsinya," jelasnya.





    Terakhir Sofian menerangkan, bahwa produk yang di produksinya belum dijual karena belum menyediakan stok dan masih terkendala dengan proses pembuatan yang masih menggunakan sistem manual, ia berharap kedepannya mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah.




    "Kita belum bisa stok banyak karena bahan yang kita buat ini masih terbatas, kendalanya peralatan masih manual, semoga aja kedepannya mendapat bimbingan dari pemerintah," imbuhnya.

    Komentar

    Tampilkan

    No comments:

    Post a Comment

    Terkini